Teman Ngeteh,
Beberapa saat lalu, saya mengobrol dengan kawan saya mengenai AC (lebih pasnya dalam bahasa Indonesia disebut pendingin ruangan). Dia bertanya apakah freon tidak bisa habis. Dia berkata juga telah membaca artikel mengenai tukang service AC yang mengelabuhi konsumen jasanya dengan mengatakan freon habis, padahal menurut artikel tersebut, freon tidak pernah habis. Hal ini menyebabkan saya mendapat ide untuk menulis masalah ini dengan sederhana. Hal ini penting, karena AC seringkali kehadirannya tidak disadari walaupun sering dirasakan. Apalagi, masalah ini juga mulai membaur dengan ibu-ibu rumah tangga saat merasa ada perubahan pada suhu rumahnya.
1. Freon
Pertama-tama, saya perlu menyampaikan bahwa Freon ® adalah merek dagang dari E.I. du Pont de Nemours & Company (DuPont), sebuah perusahaan kimia dari Amerika Serikat. Ini seperti orang Indonesia menyebut mie instant dengan indomie, motor dengan Honda, sabun cuci dengan Rinso, dan sebagainya. Halaman resmi Freon bisa ditelusuri dalam laman berikut. Freon itu sendiri adalah suatu senyawa yang mengandung unsur Chlor (Cl), Fluor (F), dan Karbon (C) sehingga lazim juga disebut CFC (Chlorofluorocarbon), bukan CFC yang berdagang ayam goreng. CFC itu sendiri sudah mulai ditinggalkan berdasar Protokol Montreal karena merusak ozon. Dalam hal pengisi AC ini, istilah yang lebih tepat adalah bahan pendingin (refrigerant).
2. Refrigerant
Ada banyak merek refrigerant. Tidak disebutkan disini karena tulisan ini memang tidak dimaksudkan untuk ber-iklan :D. Yang saya bahas di poin ini adalah pernyataan “(Freon/Refrigerant) tidak pernah habis“. Pernyataan tersebut ada benarnya, namun ada salahnya. Kenapa demikian? Memang, sebagai senyawa, Refrigerant tidak akan habis selama tidak terurai dan tidak bocor wadahnya. Nah, kebocoran inilah yang sering disebut dengan istilah mudah di kehidupan sehari-hari freon habis.
3. Sekilas Termodinamika dalam AC
Bergelut dengan AC tak lepas dengan materi Termodinamika (dinamika panas) dalam mata pelajaran fisika yang kita pelajari di SMU. Hukum Termodinamika itu sendiri ada empat. Namun tentu saja tidak dibahas disini karena akan menyebabkan tulisan menjadi rumit :D. Apabila teman ngeteh masih ingat, bagannya adalah sebagai berikut.
Ini adalah siklus mesin panas/pompa panas. Apabila arah panasnya dibalik, siklusnya disebut pendinginan.
Sisi kanan mewakili panas (hot), sisi kiri mewakili dingin (cold), sedang yang tengah mewakili kerja (work). Kita perhatikan arah panahnya, sederhananya, siklus ini mengatakan Qh = Qc + W.
Artinya perpindahan panas selalu melibatkan suatu kerja. Secara alami, panas akan berpindah dari tempat yang lebih panas ke tempat yang lebih dingin.
Jika proses dibalik, dalam arti yang akan dipindahkan adalah “dingin”nya. Maka akan diperlukan suatu energi untuk itu. Istilah memindahkan dingin secara ilmiah kurang tepat, namun saya pakai untuk menyederhanakan masalah.
Cara kerja pendingin ruangan sederhananya adalah sebagai berikut.
Menurut hukum kedua Termodinamika, panas tidak bisa mengalir secara spontan dari tempat dingin ke tempat yang lebih panas. Untuk mencapai hal ini, diperlukan suatu kerja. Pendingin ruangan akan memindahkan panas dari tempat dingin (indoor) ke tempat panas (outdoor) dengan memanfaatkan hukum ini. Sehingga panas di ruangan dengan suhu 20 °C dapat dipindahkan ke tempat 30 °C misalnya.
Pertama-tama, refrigerant (atau yang biasa disebut freon) masuk ke Compressor dan dimampatkan. Kemudian, uap mampat ini diembunkan di condenser sehingga menjadi cair. Cairan ini masuk ke katup pengembangan (expansion valve) sehingga tekanannya mendadak berkurang. Ekspansi tiba tiba ini menyebabkan cairan menjadi suatu campuran cairan+uap dengan suhu mendingin tiba-tiba. Campuran uap+cairan ini melewati lekuk-lekuk pengembun (evaporator, bagian yang kita lihat bersekat). Kipas angin akan meniupkan udara di sela-sela evaporator ke dalam ruangan (kamar atau dalam mobil misalnya). Dengan demikian, udara yang ditiupkan ke dalam ruangan akan mendingin. Uap refrigerant ini masuk kembali ke compressor dan siklus ini berulang.
Apabila saluran yang keluar dari compressor dan masuk kembali ke compressor tidak bocor, maka benar yang dikatakan orang bahwa freon tidak akan habis.
Namun, karena saluran tersebut juga mengandung logam yang bisa menyebabkan terjadinya korosi, maka adalah mungkin terjadi kebocoran dalam siklus sehingga refrigerant akan terhambur ke luar. Kekurangan atau ketiadaan refrigerant akan menyebabkan pendingin ruangan tidak bisa bekerja maksimal. Volume yang kurang akan menyebabkan pendinginan juga kurang.
Inilah mengapa apabila AC tidak dingin kembali, kebanyakan orang akan serta merta berkata bahwa freon ACnya habis. Padahal belum tentu demikian. Bisa jadi karena salah satu komponen tidak bekerja. Misalnya compressor, atau valvenya.
Walaupun demikian, menyerahkan peralatan pada ahlinya adalah tindakan yang lebih tepat daripada dioprek sendiri tanpa mempunyai dasar pengetahuan atas apa yang diatasi. Menghirup uap refrigerant kiranya juga bukan tindakan yang bijak 😀
makasih infonya…
salam kenal..
numpung ngeteh sambil membaca info seputar AC dan Freon bermanfaat bgt. terima kasih
thx informasinya kawan…
Di tunggu kunjungan baliknya yah..
bos mau tnya, Ac mbil sya dalam 1 hri hri di isi freon 2 kali di dua bengkel, tp 10 mnit kmudian Ac dah ga dingin, trs di cabin ada bau freon, mungkin leaking.. tapi di bengkel Ac di cek di bagian compressor dan evaporator tidak ada kebocoran.. kira2 di mana biasa Ac kijang grand extra ada kbocoran…
mhon saranya..
makasih bos
Permisi gan..sblumnya trmksh sdh brbgi pngetahuanya. Sy sndri jg maintenance ac & rental ac . . Biar bisa saling sharing invit yah 7e63f163
cucok²…